Apa solusinya ...?
Banyak hal yang mengakibatkan performa kuda besi Kita menjadi berkurang, contohnya pada motor saya sendiri yaitu Honda Supra X tahun 2004. Motor yang saya beli dengan kondisi bekas ini tentunya tidak sebagus dari dealer. Maklumlah,, namanya juga bukan motor baru, ya pasti banyak kekurangan dan kerusakan.
Tunggangan yang saya sebut dengan sebutan si motor bekas ini berhubung statusnya motor bekas, jadi pergantian sparepartsnya pun akan lebih banyak juga, tergantung tingkat kerusakannya.
Pada pengetesan saat motor masih kondisi standar, spidometer hanya mentok diangka 95 km/jam. Namun setelah dioprek, hasilnya sudah tentu akan berubah. Motor yang digunakan untuk sehari-hari ini tentunya selain butuh tahan panas, si motor bekas juga performanya harus ok. Itulah yang menjadi pertanyaan, bagaimana caranya ya ..?
Jalan satu-satunya hanya butuh robahan atau sering disebut kohar (korek harian). Berhubung mengerti dengan namanya mesin, saya mencobanya sendiri dirumah. Namun sayang, dengan tangan yang belepotan dengan oli, jadi tidak dapat mengabadikannya menjadi sebuah foto.
Langsung saja tanpa banyak basa-basi lagi, berikut cara-cara korek harian pada si "motor bekas".
1. Pergantian Seher
Bagi seher yang masih standar yang belum pernah dikorter atau diperbesar, cukup ditambahkan 0,75mm saja untuk diameter sehernya. Untuk melakukan hal ini tentunya mendingan bawa saja kepada sang ahlinya. Kebengkel atau ketempat pengorteran (bubutan) agar hasilnya sesuai yang diinginkan.
2. Pergantian CDI dan Koil
CDI adalah sistem pengapian pada mesin pembakaran dalam, dengan memanfaatkan energi yang disimpan didalam kapasitor yang digunakan untuk menghasilkan tengangan tinggi ke koil, sehingga pengapian dengan output tegangan tinggi koil akan menghasilkan percikan api di busi. Besarnya energi yang tersimpan didalam kapasitor inilah yang sangat menentukan seberapa kuat percikan dari busi untuk membakar campuran gas di dalam ruang bakar. Semakin besar energi yang tersimpan didalam kapasitor maka semakin kuat percikan yang dihasilkan di busi untuk memantik campuran gas bakar dengan catatan diukur pada penggunaan koil yang sama. Energi yang besar juga akan memudahkan perciakan api menembus kompresi yang tinggi.
Pengertian diatas, cukup jelas sebagai alasan mengapa saya menggantinya.
3. Pembesaran Aliran Arus Listrik Dari Spull
Pembesaran arus dari spull ini bersifat penting, Karena dengan arus yang dihasilkan dan disalurkan melalui CDI tadi akan mengakibatkan percikan api pada budi lebih besar.
4. Penggunaan Busi
Karena pada sistem pengapian ini telah diperbesar, maka perubahan pada busi pun harus dilakukan agar hasilnya seimbang.
5. Penyetelan Karburator
Setelah diameter dan pengapian mengalami perubahan menjadi lebih besar, maka penyesuaian penyuplai bahan bakar kedalam ruang bakar pun menjadi lebih banyak. Karena jika tidak disesuaikan atau masih menggunakan karburator standar, perubahan yang dihasilkan tidak begitu terasa. Namun berbeda jika perubahan pada bagian ini dilakukan.
CDI adalah sistem pengapian pada mesin pembakaran dalam, dengan memanfaatkan energi yang disimpan didalam kapasitor yang digunakan untuk menghasilkan tengangan tinggi ke koil, sehingga pengapian dengan output tegangan tinggi koil akan menghasilkan percikan api di busi. Besarnya energi yang tersimpan didalam kapasitor inilah yang sangat menentukan seberapa kuat percikan dari busi untuk membakar campuran gas di dalam ruang bakar. Semakin besar energi yang tersimpan didalam kapasitor maka semakin kuat percikan yang dihasilkan di busi untuk memantik campuran gas bakar dengan catatan diukur pada penggunaan koil yang sama. Energi yang besar juga akan memudahkan perciakan api menembus kompresi yang tinggi.
Pengertian diatas, cukup jelas sebagai alasan mengapa saya menggantinya.
3. Pembesaran Aliran Arus Listrik Dari Spull
Pembesaran arus dari spull ini bersifat penting, Karena dengan arus yang dihasilkan dan disalurkan melalui CDI tadi akan mengakibatkan percikan api pada budi lebih besar.
4. Penggunaan Busi
Karena pada sistem pengapian ini telah diperbesar, maka perubahan pada busi pun harus dilakukan agar hasilnya seimbang.
5. Penyetelan Karburator
Setelah diameter dan pengapian mengalami perubahan menjadi lebih besar, maka penyesuaian penyuplai bahan bakar kedalam ruang bakar pun menjadi lebih banyak. Karena jika tidak disesuaikan atau masih menggunakan karburator standar, perubahan yang dihasilkan tidak begitu terasa. Namun berbeda jika perubahan pada bagian ini dilakukan.
6. Perubahan Pada Sistem Kopling dan Kanvas
Untuk hal yang ini, tentunya Anda juga sudah mengerti maksud saya mengganti yang tadinya kopling otomatis menjadi manual. Tujuan sistem kopling ini diganti dengan sistem kopling manual adalah agar pada tarikan pertama si motor bekas menjadi terasa lebih galak dan enteng. Jangan lupa juga pergantian kanvas kopling beserta per koplingnya juga.
7. Penggantian Knalpot
Untuk knalpot, saya menggunakan kenalpot rakitan yang saya rancang dari bengkel teman deket saya. Jadi bisa disesuaikan dengan keinginan mau suara kaya gimana ..
Komponen yang diganti pada si motor bekas yakni ;
- Seher Kaze (0,75mm)
- CDI Shogun 110cc
- Karburator Rx King (Keihin P28)
- Manipul Yamaha Mio
- Spull original Supra + Lilitan
- Busi NGK Racing
- Knalpot Racing rakitan
Sekian ulasan mengenai Korek Harian pada si motor bekas saya. Yang tadinya hanya mampu mentok di 95 Km/jam, kini setelah melakukan ke tujuh hal tersebut perbedaannya sangat terasa. Dengan putaran yang awalnya terasa berat, kini menjadi terasa galak ditambah dengan bantuan kopling manualnya. Pada putaran atas pun terasa lebih kencang. Untuk angka 95 hanya dibutuhkan 3/4 dari tarikan gas. Jika gas ditarik hingga mentok saya belum mencobanya . hehe
Untuk mengetahui harga motor bekas, Anda bisa mencarinya disini http://www.pricearea.com/result/motor?cat=motor&scat=motor-bekas .
EmoticonEmoticon